Selasa, 15 Mei 2012

ANAK TIRI TAK BOLEH MERATAP LAGI

[Nindira Aryudhani, S.Pi, M.Si.]
 
“Nisaa… Sini, Cantik,” panggil Bunda lembut. Annisaa, gadis kecil yang tengah asyik mengamati kupu-kupu di taman itu, menoleh, tersenyum dan memenuhi panggilan bundanya.
“Iya, Bun,” seru Nisaa sambil berlari-lari kecil menuju Bunda.
“Lihat… Abi sudah datang menjemput kita. Kita pulang sekarang ya, Sayang,” ucap Bunda penuh cinta. Bunda menunjukkan kedatangan Abi pada Nisaa. Abi baru saja pulang dari toko alat-alat listrik di seberang komplek, beli kabel rol. Karena jalan raya sangat ramai di sore hari, maka Abi berpesan pada Nisaa dan Bunda agar menunggunya di taman komplek saja, tak jauh dari pintu gerbang komplek.
“Na’am, Bunda,“ sambut Nisaa dengan salah satu kosakata bahasa Arab yang sedang paling sering ia ucapkan. Nisaa menoleh pada Abi. Abi pun berjalan mendekat.
“Assalamu’alaykum,” Abi mengucapkan salam. Nisaa dan Bunda menyambutnya dengan tersenyum.
“Wa’alaykumussalam,” jawab Nisaa dan Bunda bersamaan. Abi pun balas tersenyum.
“Nisaa habis ngapain sama Bunda? Asyik banget kayaknya. Abi jadi pengen tahu,” tanya Abi sambil menggendong Nisaa. Meski sudah 7 tahun, Abi masih suka menggendong Nisaa. Sebenarnya, Bunda sudah sering mengingatkan Abi tentang hal ini. Apalagi, insya Allah Nisaa akan punya adik, karena Bunda sedang mengandung 5 bulan. Bukannya Bunda tidak setuju jika Abi sesekali memanjakan Nisaa. Hanya saja, maksud Bunda, Nisaa juga harus dijaga agar selalu siap belajar menjadi sosok yang dewasa. Tidak hanya karena akan punya adik, melainkan suatu saat Nisaa juga akan menjadi perempuan dewasa. Jadi menurut Bunda, Nisaa harus dipersiapkan sejak dini untuk menjadi muslimah tangguh. Agar ia menjadi pencetak generasi berkualitas di masa depan nanti, insya Allah. Berhubung Nisaa masih kecil, maka pendewasaannya pun dengan bentuk pembelajaran yang semudah dan sekecil apapun yang sekiranya sudah bisa dijangkau oleh akal dan tingkat berpikirnya.

Kamis, 10 Mei 2012

PENGGEMAR K-POP SEJATI

[Nindira Aryudhani, S.Pi., M.Si.]

Fenomena Bintang Korea
Jay Park, penyanyi berdarah Korea asal Amerika Serikat ini menyambangi Jakarta untuk kedua kalinya. Kali ini Jay Park datang dalam rangkaian promo album barunya yang bertajuk “New Breed”. Jay akan bertemu dengan penggemarnya selama dua hari di Jakarta, terhitung Rabu dan Kamis, 09-10 Mei 2012 (okezone.com, 08/05/2012). Sebelumnya, Suju (Super Junior) telah lebih dulu datang ke Indonesia untuk menghibur penggemarnya pada 27-29 April 2012 lalu (republikaonline, 28/04/2012). Serupa dengan Jay, Suju pun disambut oleh jutaan penggemar, di Bandara Soekarno Hatta (republikaonline, 27/04/2012). Saking antusiasnya, Elf (sebutan untuk fans Suju)yang berasal dari mana-mana ini, rela menunggu berjam-jam di bawah terik matahari, demi menunggu pintu dibuka agar bisa segera memasuki gedung Mata Elang Indoor Stadium (MEIS), Ancol, tempat konser Suju berlangsung. Rata-rata penonton konser Suju, telah tiba sejak pagi hari, meski panitia baru membuka pintu utama pukul 17.30 wib. Satu jam menjelang konser yang berlangsung pada pukul 18.30 wib, masih terdapat antrian panjang Elf yang sabar menunggu panggilan panitia pintu masuk berdasarkan kelas tiket. Harga tiket resmi termahal kelas Super VIP Seat Rp 1,7 juta, yang tiket termurah Rp 500 ribu (republikaonline, 28/04/2012).
Suju dan Jay Park menjadi begitu terkenal dan punya fans tetap tentu bukan suatu kebetulan. Faktanya, demam K-pop muncul karena alasan klise yang sangat manusiawi, yaitu fisiknya. Budaya tersebut direpresentasikan dengan wajah cantik jelita berkulit putih bak porselen yang lembut dan mulus atau wajah ganteng yang imut, innoncent dan proposional. Meskipun rumor di balik semua penampakan wajah dan penampilan sang ikon dihantui beritatidak asli’ alias hasil dari operasi plastik, tapi para fans tidak peduli karena fisik yang sempurna itulah yang mereka puja, fisik yang tidak mereka miliki (www.cerita.otsuzo.com, 06/03/2012).


Kamis, 03 Mei 2012

Balada Buruh Pintar dalam Getar Dawai Ketenagakerjaan


[Nindira Aryudhani, S.Pi., M.Si.]

May Day 2012 di Indonesia

Hari Buruh Internasional atau May Day, yang jatuh pada hari Selasa (01/05), diperingati oleh jutaan buruh di seluruh dunia. Para pekerja atau buruh memanfaatkan momentum peringatan tersebut untuk memperjuangkan hak-hak normatif mereka yang kerap terabaikan oleh nafsu meraup keuntungan yang sebesar-besarnya (republikaonline, 01/05/2012). Tahun ini, setidaknya 50 ribu buruh datang ke Jakarta untuk berunjuk rasa dalam rangka memperingati Mayday (liputan6.com, 27/04/2012). Ratusan buruh menggelar aksi unjuk rasa di depan Istana Merdeka pada Selasa (01/05/2012) siang. Mereka menuntut beberapa hal, antara lain penghapusan sistem kerja kontrak dan peningkatan kesejahteraan buruh. Unjuk rasa di depan Istana tidak berlangsung lama. Sekitar 13.00 WIB, massa bergerak menuju ke Stadion Utama Gelora Bung Karno untuk melakukan deklarasi manifesto buruh Indonesia (liputan6.com, 01/05/2012).

Saking mengglobalnya May Day, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), kemarin (01/05/2012), meluangkan waktu untuk memantau unjuk rasa buruh di berbagai wilayah Indonesia dari kantor Presiden (tribunnews.com, 01/05/2012). Bahkan beberapa hari yang lalu, Presiden SBY dijadwalkan makan nasi kotak bersama para buruh di Batam usai menunaikan shalat Jumat (27/4) (republikaonline, 26/04/2012). Selanjutnya, Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik, Daniel Sparringa, menjelaskan bahwa Presiden SBY selalu menyimak aspirasi semua warga negara, termasuk para buruh. Menurutnya, Presiden telah membangun sistem yang siap bekerja kapan saja untuk menyerap suara masyarakat, sehingga tidak perlu menunggu demo untuk tahu itu (liputan6.com, 01/05/2012). Presiden menyampaikan ucapan selamat hari buruh kepada semua pekerja yang memperingati hari buruh internasional pada 1 Mei. Presiden mengharapkan agar seluruh acara dalam rangka memperingati hari buruh dapat berjalan dengan tertib. Presiden juga mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk berbagi simpati dengan kaum buruh yang merayakan Hari Buruh (antaranews.com, 01/05/2012).

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar pun mengatakan bahwa pihaknya membuka posko guna menangkap aspirasi para pekerja menyambut hari buruh 1 Mei. Ia mengharapkan agar dalam menyambut hari buruh, para pekerja tidak meninggalkan pekerjaannya untuk berdemo. Untuk itu, ia berharap, perusahaan-perusahaan mengadakan kegiatan yang positif menyangkut hari buruh. Ia mencontohkan dengan memberikan penghargaan pengabdian kepada para pekerja pada saat hari buruh nanti. Muhaimin menyatakan bahwa kaum buruh memang belum sejahtera. Menurutnya, hal ini harus dihadapi bersama. Jika membutuhkan peraturan, maka pihaknya siap memberikan. Yang penting buruh dan pemerintah bersatu untuk perbaikan keadaan (antaranews.com, 30/04/2012).