Jumat, 30 Maret 2012

Korea, Kiblat Baru Lifestyle Anak Muda

[Rina Yunita, S.P.]


Saat ini siapa sih yang ga kenal dengan grup band asal korea Super Junior yang terkenal dengan lagu Mr simplenya atau Shinee dengan Lucifernya, Big Bang dengan Liesnya, dan MBlaq dengan Monalisanya. Belum lagi girl band korea yang saat ini menjadi hitsnya anak-anak remaja bahkan dewasa seperti SNSD, 2NE1, Wonder Girl, dan teman-temannya. Kalo ga kenal, pasti kita dibilang ketinggalan zaman, ga gaul, kuper alias kurang pergaulan. Lebih parah lagi kalo ada yang sampe bilang begini, “ hallloooww kmane aje loh, hari gini ga ngorea”. Kemungkinan itulah kalimat yang bakal nyasar ke kita. 
Itu baru ngebicarain grup band korea dan lagu-lagunya yang memang lagi in di kalangan anak muda zaman sekarang. Belum lagi kalo kita ngebicarain tentang sinetron korea yang bukan lagi digilai oleh para remaja, tapi juga dewasa sampe yang berumah tangga. Bukan Cuma anak cewek tapi juga cowok. Bahkan sampe bapak-bapak juga ternyata banyak yang suka. Dari segi ide cerita menarik ditambah dengan aktor-aktrisnya punya tampang yang lumayan bisa bikin air liur kita mengalir perlahan, tangan gemeteran, jantung deg-degan, dan rasanya mau teriak saking imut dan gantengnya para aktor dan aktrisnya. Betul ga? (ayo ngaku).

Boleh diakui memang yang namanya sinetron korea itu punya kelebihan sehingga semua kalangan menyukainya. Pertama, dari ide cerita sangat bervariasi dan tidak membosankan seperti sinetron-sinetron indonesia yang episode ceritanya bisa dicatet di rekor muri. Kedua, kelebihan sinetron korea adalah dari segi pengemasan nilai kehidupan. Artinya, korea mampu mengemas nilai asia yang identik dengan sikap sopan dan santun, menghormati orang tua, dan bekerja keras, dengan cara yang modern. Secara kebanyakan masyarakat sekarang sudah bosan dengan nilai-nilai liberal yang ditawari film-film barat. Di saat masyarakat mulai jenuh dengan itu semua, muncullah film-film korea yang menawarkan sesuatu yang menurut mereka unik, masih mengedepankan nilai moral dan etika serta menyegarkan.
 Di televisi kita juga bisa melihat gimana sih gelombang korea atau korean wave atau dalam bahasa koreanya disebut Hallyu ini sangat deras menyambut kita. Mulai dari acara musik semisal music bang dan K-POP yang nampilin lagu apa yang lagi ngehits di blantika musik korea dalam dan luar negeri, acara pemilihan boy dan girl band sampe berita-berita selebritis korea ga kalah diputar di stasiun tv kita. Tidak hanya satu stasiun tv saja yang menayangkan hal-hal berbau korea, sebut saja Indosiar, trans7, O-channel, B-channel, dan beberapa stasiun tv lainnya.
Korean wave atau hallyu ini bisa dibilang sudah memberikan dampak yang besar terhadap perubahan gaya hidup masyarakat indonesia, khususnya para remaja. Disadari atau tidak, melalui film dan musik, korea hendak memasarkan kebudayaan dan kebiasaan mereka. Lihat saja para remaja kita saat ini, dari segi pakaian, mereka meniru cara berpakaian para artis korea yang menggunakan rok mini atau celana mini dengan jaket berbulu ditambah kaos kaki yang menutupi hingga pahanya. Soal makanan pun sama, remaja sekarang lebih suka membeli mie ramen daripada sarimi dan lebih keren kalo udah pernah makan yang namanya kimbab, kimchi, bulgogi, dan mungkin sampe minum soju (arak beras khas korea). Bahasa korea juga menjadi populer setelah munculnya korean wave ini. Kini bisa kita lihat banyak sekali lembaga kursus yang menawarkan bahasa korea sebagai salah satu pilihannya. Banyak mahasiswa yang tertarik untuk ikut pertukaran pelajar ke korea atau ke korea hanya untuk liburan semata. Bahkan ada yang merubah keinginannya dari mencari suami khas betawi ala jawa menjadi suami khas korea atau setidaknya mirip-miriplah sama orang korea.

Walhasil, para remaja kita dan sebagian besar masyarakat cenderung mengikuti tren korea yang ada sekarang. Namun pertanyaan, apa sih sebenarnya yang ada dibalik fenomena Hallyu ini? Knapa korea bisa memberikan pengaruh yang luar biasa, bukan hanya di Indonesia, tapi juga di luar negeri? Apakah ada kemungkinan fenomena ini didukung oleh ideologi yang sedang mencengkram dunia ini?
Dalam politik internasional, posisi korea selatan memiliki peran yang strategis. Selain sebagai Negara maju yang terkenal dengan teknologinya juga perannya sebagai Negara satelit dari Negara adidaya saat ini, yaitu Amerika. Negara satelit merupakan Negara yang mengadopsi kepentingan Negara adidaya (Negara utama), dalam hal ini korea selatan mengadopsi kepentingan Negara adidaya untuk wilayah asia timur-tenggara. Jadi sudah sewajarnya juga bila korea selatan mengadopsi ideology yang sama dengan yang diemban oleh Amerika. 
Korea selatan dengan industry hiburan dan pariwisatanya mencoba untuk menyebarkan apa yang menjadi kepentingannya. Sama halnya dengan Amerika, korea selatan juga menggunakan 4F, yaitu food, fashion, film, dan fun dalam melebarkan sayapnya ke seluruh penjuru asia dan bahkan dunia. Ditambah media massa baik elektronik maupun cetak turut mempermudah penyebarannya sehingga dapat dilihat bahwa peran media besar sekali dalam hal ini. Melalui dunia hiburannya, korea selatan mampu memasarkan produk-produk yang dihasilkannya mulai dari barang elektronik seperti hp dengan merek yang cukup populer di Indonesia (LG dan Samsung), jaket ala korea dan pakaian mini yang biasa digunakan artis-artis korea, kosmetika ala korea, dan juga makanan khas korea yang diperkenalkan melalui film tersebut seperti mie ramyun, bulgogi, kimchi, kimbab, bibimbab dan lain sebagainya. Belum lagi lagu-lagu soundtrack film yang ear-catching dan lagu K-POP yang saat ini banyak di download oleh penggemar korea.
Selain itu, korea juga berhasil memasarkan nilai-nilai yang menjadi kebudayaannya, seperti liberalisme, hedonisme, dan permissivisme. Kita bisa melihat bagaimana para remaja kita mulai mengikuti mode korea terkini dan rela mengeluarkan banyak uang hanya untuk bisa mengikuti konser music yang mendatangkan bintang-bintang korea. Dari sisi pergaulan, mereka hendak mengajak para remaja kita untuk lebih bebas berteman dengan siapa saja tanpa batasan, pacaran, dan sampai pada pergaulan bebas yang tidak lepas dari pegangan tangan, ciuman, dan bahkan berhubungan intim. Intinya kebudayaan menjadi isu penting dalam globalisasi budaya korea karena didalamnya mengandung nilai-nilai dan ideology barat seperti kebebasan, gaya hidup berhura-hura dan serba boleh. Dari sini kita bisa melihat bahwa apa yang ada dibalik fenomena Hallyu atau Korean wave ini tiada lain adalah perpanjangan tangan dari penyebaran ideology barat yang merusak. 
Sebenarnya bila kita sekedar melihat film dan menyukai lagu-lagunya sebagai hiburan, itu tidak menjadi masalah atau boleh-boleh saja. Tapi jangan sampai kita menjadi kecanduan dan bahkan menjadikan nilai-nilai liberal, hedon dan permissive tadi menjadi gaya hidup kita. Sebagai seorang muslim sudah selayaknyalah kita mengambil gaya hidup hanya dari islam saja. Karena islam datang sudah dalam bentuk sempurna yang peraturannya meliputi seluruh bidang kehidupan. Jadi, seharusnya kita bangga dengan identitas keislaman kita dan tidak perlu meniru-niru gaya hidup bangsa lain yang jauh dari nilai-nilai islam. Allah berfirman dalam suran Al Israa ayat 36, “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui apapun tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati akan dimintai pertanggungjawabannya.”

2 komentar:

  1. Keren banget desainnya. mantep dah!!... ngomong2 kok yg nulis hafal bgt ya.hehe.. tp skrg emg lg demam bgt ma korea. Indosiar dr jam 12 siang mpe jam 18.00 korean semua. yah, wajarlah yg namanya habit. yg awalnya sesuatu yg asing tp klu selalu ditampilkan mk seolah menjadi sesuatu yg biasa & wajib diikuti tmasuk para generasi muslim pun byk yg mengikuti gaya hidup spt ini. Hal ini ditambah dg para artis yg sering nongol di TV pun ikut mjd penyokong gaya hidup ini. Membuat generasi Muslim mjd semakin kehilangan identitas dirinya

    BalasHapus
  2. Subhanallah...ok banget nih tulisannya. hanya saja, afwan ada beberapa masukan dalam beberapa pernyataan: "Sebenarnya bila kita sekedar melihat film dan menyukai lagu-lagunya sebagai hiburan, itu tidak menjadi masalah atau boleh-boleh saja." (pernyataan ini kalo bisa harus dibarengi serta diperkuat dengan dalil dan arahan untuk lebih banyak mendengarkan/melihat yang lain seperti murattal atau lagu2 yang bertemakan islam, agar tidak terkesan "ikut melegalkan".

    "Tapi jangan sampai kita menjadi kecanduan..." Hmmm, saya rasa kalo udah nonton film korea, apalagi alurnya menarik agak sulit "lepas" dari namanya kecanduan untuk mengikuti ceritanya sampe habis (pengalaman pribadi, hehehe), tp tentu masih dibatas yang wajar. Oleh karena itu, coba ditegaskan maksud dari kecanduan yang seperti apa. karena nanti saya juga kena nih....hehehe.

    BalasHapus