Tampilkan postingan dengan label Indonesia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Indonesia. Tampilkan semua postingan

Minggu, 03 Juni 2012

Ibu Pintar dan Taqwa, Pakar Formula Kebangkitan Generasi (Catatan Pasca-KIMB: Khilafah, Jalan Baru Melahirkan Generasi Cemerlang)

[Nindira Aryudhani, S.Pi, M.Si]

Kisah Irshad Manji belum lagi mendingin, negeri ini diterpa panasnya isu Lady Gaga dan Corby. Aneh, mengapa harus ada perdebatan antara kebenaran dan kesalahan tentang ketiganya? Padahal sudah nyata, mereka adalah para perempuan perusak generasi muda. Memangnya apa yang patut dipuja dan dibanggakan dari mereka bertiga? Tidak ada. Bahkan bukan tidak mungkin, anak dari para perempuan seperti mereka akan sangat malu jika mengetahui perilaku ibunya yang justru menghancurkan generasi.

Perempuan dalam Potret Kapitalistik
Manji, Lady Gaga dan Corby tak diragukan lagi sepak terjangnya. Mereka termasuk para perempuan yang menjadikan ide-ide kapitalis sebagai pijakan. Mereka juga ‘dengan sadar’ berkontribusi untuk mengajak kaum perempuan selainnya untuk terkooptasi pada ide-ide tersebut. Para pengusung ide serupa pun bersuara senada. Yaitu dengan menyatakan bahwa persoalan perempuan akan terselesaikan dengan membebaskan perempuan berkiprah dimana pun, terutama dalam ranah publik. Dengan itu suara dan partisipasinya diperhitungkan, baik dalam keluarganya maupun masyarakat. Alih-alih mampu mengangkat nasib perempuan, posisi perempuan dalam sistem demokrasi kapitalis justru menjadi racun yang kian mengukuhkan kegagalan menyelesaikan persoalan-persoalan perempuan. Sebaliknya, ide-ide kapitalis-sekular sukses menjerumuskan perempuan ke dalam jurang kejahiliahan dan kegelapan. Kegelapan ini tidak akan pernah beranjak dari umat secara keseluruhan selama umat Islam mencampakkan aturan-aturan dari Allah Swt dan Rasul-Nya.
Sebagaimana diketahui, kaum perempuan di berbagai belahan dunia, termasuk di Dunia Islam, sudah lama mengalami ketertindasan di berbagai lini kehidupan. Kapitalisme telah dengan congkaknya menuduh bahwa nasib perempuan dalam Islam tidak akan pernah bahagia karena Islam bersikap tidak adil terhadap perempuan. Sistem kapitalis-liberal ini yang telah sekian lama bercokol, nyatanya tidak pernah mengubah nasib perempuan.

Kamis, 10 Mei 2012

PENGGEMAR K-POP SEJATI

[Nindira Aryudhani, S.Pi., M.Si.]

Fenomena Bintang Korea
Jay Park, penyanyi berdarah Korea asal Amerika Serikat ini menyambangi Jakarta untuk kedua kalinya. Kali ini Jay Park datang dalam rangkaian promo album barunya yang bertajuk “New Breed”. Jay akan bertemu dengan penggemarnya selama dua hari di Jakarta, terhitung Rabu dan Kamis, 09-10 Mei 2012 (okezone.com, 08/05/2012). Sebelumnya, Suju (Super Junior) telah lebih dulu datang ke Indonesia untuk menghibur penggemarnya pada 27-29 April 2012 lalu (republikaonline, 28/04/2012). Serupa dengan Jay, Suju pun disambut oleh jutaan penggemar, di Bandara Soekarno Hatta (republikaonline, 27/04/2012). Saking antusiasnya, Elf (sebutan untuk fans Suju)yang berasal dari mana-mana ini, rela menunggu berjam-jam di bawah terik matahari, demi menunggu pintu dibuka agar bisa segera memasuki gedung Mata Elang Indoor Stadium (MEIS), Ancol, tempat konser Suju berlangsung. Rata-rata penonton konser Suju, telah tiba sejak pagi hari, meski panitia baru membuka pintu utama pukul 17.30 wib. Satu jam menjelang konser yang berlangsung pada pukul 18.30 wib, masih terdapat antrian panjang Elf yang sabar menunggu panggilan panitia pintu masuk berdasarkan kelas tiket. Harga tiket resmi termahal kelas Super VIP Seat Rp 1,7 juta, yang tiket termurah Rp 500 ribu (republikaonline, 28/04/2012).
Suju dan Jay Park menjadi begitu terkenal dan punya fans tetap tentu bukan suatu kebetulan. Faktanya, demam K-pop muncul karena alasan klise yang sangat manusiawi, yaitu fisiknya. Budaya tersebut direpresentasikan dengan wajah cantik jelita berkulit putih bak porselen yang lembut dan mulus atau wajah ganteng yang imut, innoncent dan proposional. Meskipun rumor di balik semua penampakan wajah dan penampilan sang ikon dihantui beritatidak asli’ alias hasil dari operasi plastik, tapi para fans tidak peduli karena fisik yang sempurna itulah yang mereka puja, fisik yang tidak mereka miliki (www.cerita.otsuzo.com, 06/03/2012).


Kamis, 03 Mei 2012

Balada Buruh Pintar dalam Getar Dawai Ketenagakerjaan


[Nindira Aryudhani, S.Pi., M.Si.]

May Day 2012 di Indonesia

Hari Buruh Internasional atau May Day, yang jatuh pada hari Selasa (01/05), diperingati oleh jutaan buruh di seluruh dunia. Para pekerja atau buruh memanfaatkan momentum peringatan tersebut untuk memperjuangkan hak-hak normatif mereka yang kerap terabaikan oleh nafsu meraup keuntungan yang sebesar-besarnya (republikaonline, 01/05/2012). Tahun ini, setidaknya 50 ribu buruh datang ke Jakarta untuk berunjuk rasa dalam rangka memperingati Mayday (liputan6.com, 27/04/2012). Ratusan buruh menggelar aksi unjuk rasa di depan Istana Merdeka pada Selasa (01/05/2012) siang. Mereka menuntut beberapa hal, antara lain penghapusan sistem kerja kontrak dan peningkatan kesejahteraan buruh. Unjuk rasa di depan Istana tidak berlangsung lama. Sekitar 13.00 WIB, massa bergerak menuju ke Stadion Utama Gelora Bung Karno untuk melakukan deklarasi manifesto buruh Indonesia (liputan6.com, 01/05/2012).

Saking mengglobalnya May Day, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), kemarin (01/05/2012), meluangkan waktu untuk memantau unjuk rasa buruh di berbagai wilayah Indonesia dari kantor Presiden (tribunnews.com, 01/05/2012). Bahkan beberapa hari yang lalu, Presiden SBY dijadwalkan makan nasi kotak bersama para buruh di Batam usai menunaikan shalat Jumat (27/4) (republikaonline, 26/04/2012). Selanjutnya, Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik, Daniel Sparringa, menjelaskan bahwa Presiden SBY selalu menyimak aspirasi semua warga negara, termasuk para buruh. Menurutnya, Presiden telah membangun sistem yang siap bekerja kapan saja untuk menyerap suara masyarakat, sehingga tidak perlu menunggu demo untuk tahu itu (liputan6.com, 01/05/2012). Presiden menyampaikan ucapan selamat hari buruh kepada semua pekerja yang memperingati hari buruh internasional pada 1 Mei. Presiden mengharapkan agar seluruh acara dalam rangka memperingati hari buruh dapat berjalan dengan tertib. Presiden juga mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk berbagi simpati dengan kaum buruh yang merayakan Hari Buruh (antaranews.com, 01/05/2012).

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar pun mengatakan bahwa pihaknya membuka posko guna menangkap aspirasi para pekerja menyambut hari buruh 1 Mei. Ia mengharapkan agar dalam menyambut hari buruh, para pekerja tidak meninggalkan pekerjaannya untuk berdemo. Untuk itu, ia berharap, perusahaan-perusahaan mengadakan kegiatan yang positif menyangkut hari buruh. Ia mencontohkan dengan memberikan penghargaan pengabdian kepada para pekerja pada saat hari buruh nanti. Muhaimin menyatakan bahwa kaum buruh memang belum sejahtera. Menurutnya, hal ini harus dihadapi bersama. Jika membutuhkan peraturan, maka pihaknya siap memberikan. Yang penting buruh dan pemerintah bersatu untuk perbaikan keadaan (antaranews.com, 30/04/2012).

Senin, 30 April 2012

Merencanakan Keluarga tanpa Keluarga Berencana

[Nindira Aryudhani, S.Pi., M.Si.]

Muqodimah
Pada pertengahan Maret 2012 ada pemberitaan bahwa laju pertumbuhan penduduk Kota Bogor tergolong cukup tinggi. Setiap tahunnya, rata-rata pertumbuhan penduduk kota berjuluk Kota Hujan itu mencapai 2,79%. Ketua Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana (BPMKB) Kota Bogor, Nia Kurniasih, mengatakan sensus penduduk tahun 2000 mencatat jumlah penduduk Kota Bogor sebanyak 750.819 jiwa. Dengan laju pertumbuhan di atas 2%, jumlahnya diperkirakan mencapai satu juta jiwa pada 2012. Laju pertumbuhan penduduk idealnya 0,5%. Kami harapkan tidak ada lagi keluarga yang tidak menjadi peserta KB,kata Nia. Untuk menggencarkan upaya pengendalian penduduk melalui program KB, pihaknya telah meminta dukungan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat serta Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Tahun ini, dua pihak tersebut akan menyediakan seluruh kebutuhan alat kontrasepsi dan pendukung lainnya. Bahkan, tahun ini tidak ada pengadaan dari APBD. Semuanya sudah dipenuhi oleh pemprov dan BKKBN pusat (republikaonline, 19/03/2012). Hal ini sejalan dengan anggaran untuk BKKBN tahun 2012 yang meningkat sekitar Rp 100 miliar dibandingkan tahun 2011. Anggaran 2011 Rp 2,4 Triliun, 2012 akan menjadi Rp 2,5 Triliun (okezone.com, 09/12/2011).


Jumat, 27 April 2012

Kongruensi “Cahaya” dalam Kiprah Perempuan Pasca-Hari Kartini 2012

[Nindira Aryudhani, S.Pi., M.Si.]

“Habis Gelap Terbitlah Terang”, Benarkah?
Tinta sejarah belum lagi kering menulis namanya, namun kaum perempuan di negerinya sudah terbata-bata membaca cita-citanya. Ya, RA Kartini adalah seorang tokoh suku Jawa yang juga dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan Indonesia. RA Kartini dilahirkan di Jepara, Jawa Tengah, tanggal 21 April 1879 dan meninggal di Rembang, Jawa Tengah, 17 September 1904 (tokopupukonline, 10/04/2012).
Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 108 Tahun 1964, tanggal 02 Mei 1964, yang menetapkan RA Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional sekaligus menetapkan hari lahirnya, 21 April, diperingati setiap tahun sebagai hari besar yang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini (tokopupukonline, 10/04/2012).
Kartini sudah identik dengan apa yang tersirat dalam kumpulan suratnya; DOOR DUISTERNIS TOT LICHT, yang terlanjur diartikan oleh Armijn Pane sebagai, Habis Gelap Terbitlah Terang. Sedangkan Prof. Dr. Haryati Soebadio, Dirjen Kebudayaan Depdikbud, yang notabene cucu RA Kartini mengartikannya sebagai “Dari Gelap Menuju Cahaya, yang jika dilihat dalam Al Quran akan tertulis sebagai,Minadzhdzhulumati ilaan Nuur. Ini merupakan inti ajaran Islam yg membawa manusia dari kegelapan menuju cahaya (iman), sebagaimana terjemahan ayat dalam QS Al-Baqarah ayat 275 (Biografi Tokoh Muslim: RA Kartini, 20/04/2012).
Sayang itu semua sudah mengalami banyak deviasi sejak diluncurkan dahulu, setelah berlalu tiga generasi konsep Kartini tentang emansipasi semakin hari semakin hari jauh meninggalkan makna pencetusnya. Sekarang dgn mengatasnamakan Kartini para feminis justru berjalan dibawah bayang-bayang alam pemikiran Barat, suatu hal yang sejatinya ditentang oleh Kartini (Biografi Tokoh Muslim: RA Kartini, 20/04/2012).

Sabtu, 07 April 2012

PENUNDAAN KENAIKAN HARGA BBM TETAP MENYENGSARAKAN PEREMPUAN

[Nindira Aryudhani, S.Pi., M.Si.]

Muqodimah: Harga BBM Tak Jadi Naik
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menegaskan bahwa pemerintah tidak menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi per 1 April 2012. Menaikkan harga BBM, katanya, merupakan jalan terakhir yang akan dipilih jika tidak ada lagi solusi lebih baik. “Rakyat Indonesia tahu, walau sejak Oktober 2011, harga BBM terus melonjak, tapi sampai sekarang, pemerintah belum menaikkan harga karena pemerintah terus berupaya mencari cari solusi lain, manakala solusi itu dapat ditemukan,” kata SBY (kompas.com, 01/04/2012).
Pemerintah, kata SBY, akan terus mencermati perkembangan harga minyak dunia dalam menentukan apakah akan menyesuaikan harga BBM atau akan bertahan dengan harga BBM yang ada. Sesuai dengan aturan baru dalam APBN-Perubahan yang diputuskan melalui rapat paripurna DPR, Jumat (30/03/2012) hingga Sabtu (31/03/2012), jika ada lonjakan harga minyak pada bulan-bulan mendatang, pemerintah berkewajiban mengkaji ulang harga BBM yang ada. “Kita tarik mundur dalam 6 bulan terakhir, dan apakah sudah diperlukan untuk naikkan harga BBM atau belum, atau tidak perlu ada kenaikan harga itu. Pemerintah akan terus taat asas dan hormati undang-undang yang berlaku,” katanya. Hal tersebut disampaikan SBY dalam jumpa pers yang dilakukan di Istana Negara, Jakarta, Sabtu (31/03/2012). Jumpa pers seusai rapat kabinet itu dihadiri para menteri Kabinet Indonesia Bersatu II dan pejabat setingkat menteri (kompas.com, 01/04/2012).
Dalam rapat paripurna DPR yang berakhir Sabtu dini hari tersebut, disepakati penambahan ayat 6a dalam pasal 7 Undang-Undang No.22 Tahun 2011 tentang APBN 2012. Makna pasal tujuh beserta ayat tambahannya tersebut adalah, pemerintah berwenang menyesuaikan harga BBM manakala ada perubahan 15% atau lebih rata-rata selama enam bulan terakhir terhadap ICP. Pemerintah juga diberikan kewenangan untuk menetapkan kebijakan pendukung sebagai respon dari penyesuaian harga BBM tersebut. SBY mengatakan, sebagai presiden yang pernah menaikan maupun menurunkan harga BBM, dirinya mengetahui dampak kenaikan harga BBM terhadap masyarakat. Selama delapan tahun memerintah, SBY tiga kali menaikkan harga BBM dan tiga kali pula menurunkannya. Dia mengatakan, menaikkan harga BBM bukanlah suatu kebijakan yang baru. Hal itu juga dilakukan pemerintah-pemerintah sebelumnya. Berdasarkan catatan, sejak Indonesia merdeka, kata Presiden, pemerintah 38 kali menaikkan harga BBM (kompas.com, 01/04/2012).
”Di era reformasi, tujuh kali, termasuk di saat Presiden Gus Dur dan Megawati,” katanya. Meskipun demikian, menurut SBY, kenaikan harga BBM dilakukan demi menyelamatkan ekonomi nasional. Kemudian jika kenaikan BBM itu diputuskan, maka pasti ada bantuan dan perlindungan para rakyat miskin atau yang berpenghasilan rendah. ”Dengan penjelasan ini, terikat pula dengan ketentuan pasal 6 ayat a, dengan sendirinya tidak ada kenaikan pada 1 April,” tegas SBY (kompas.com, 01/04/2012).

Minggu, 01 April 2012

Intelektual, Jangan Galau Menanggapi Kenaikan BBM

[Kanti Rahmillah, S.T.]

Jadi terpancing untuk menulis sesuatu yg lebih teknis dalam isu kenaikan BBM ini, coz ada teman sekelas, dia bilang “ kant, kenapa kita harus menolak kenaikan BBM?bukannya jika kita berbicara dari sudut pandang seorang ekonom, kenaikan BBM adalah suatu hal yg logis? kamu pasti menentang kenaikan BBM kan?ya minimal biar saya jg bisa ikut-ikutan orang kebanyakan, menolak BBM juga!”. Kurang lebih pertanyaanya begitu. Saya sedikit kaget dan takjub pada teman saya ini...dia cerdas orangnya, wong IPK nya jauh diatas rata2 dan dia pun anak kesayangan prof  bonar sinaga (guru besar IPB).

 Saat itu mungkin jawaban saya kurang sistematis...akhirnya jadi tergerak untuk menuliskannya,..karena tidak sedikit mahasiswa apalagi mahasiswa fakultas ekonomi yang setuju dengan kenaikan BBM, mereka fikir dengan membenarkan pemerintah dalam perhitungan ekonomi yg jelimet, yg hanya bisa difahami oleh para ahli, mereka akan dipandang sebagai intelektualitas yg berfikir realistis. Seminar2 dan diskusi2 yang dilakukan dalam kampus seolah olah menyiratkan bahwa hanya orang cerdaslah yang dapat memahami secara mendalam keputusan pemerintah perihal kenaikan BBM.

Euforia kampus mendukung pemerintah sepertinya sengaja dibuat-buat,...walaupun sepengamatan saya tentunya tidak berhasil,..menurut LSI (lembaga survei indonesia) sebesar 86 % masyarakat indonesia menolak kenaikan harga BBM. Melihat proentase yang besar ini, ditambah seluruh kalangan mulai dari bupati, mahasiswa, buruh, ibu rumah tangga, bahkan ulama seluruhnya turun kejalan, Fantastik kan...saya sampai berfikir ruh revolusi timur tengah (arab spring) sampai ke Indonesia...saya jadi aneh dengan wakil rakyat yang hampir semua partai pro terhadap kenaikan APBN,.jadi anda2 ini wakil rakyat yang mana?....

Kamis, 29 Maret 2012

MENGUSUT FENOMINI (Fenomena Rok Mini)

[Nindira Aryudhani, S.Pi., M.Si.]

Fenomena rok mini memang sudah sejak lama menjadi standar fisik penunjang penampilan bagi kalangan perempuan bekerja, khususnya yang tidak menutup aurat. Dan terkait dengan hal ini, maka sekali lagi, ada-ada saja yang diurus Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Setelah merealisasikan sejumlah proyek fasilitas internal DPR bernilai milyaran rupiah, kini lembaga yang mengatasnamakan Wakil Rakyat itu mengatur pakaian para stafnya. Aturan itu adalah, DPR melarang perempuan yang menjadi stafnya memakai rok mini. Mereka harus berpakaian sopan dan tidak boleh berpenampilan seksi (haluan kepri, 06/03/2012).
Berkenaan dengan citra DPR sebagai tempat bertugasnya anggota dewan yang terhormat, maka Ketua DPR, Marzuki Alie pun angkat bicara. Ia menyatakan bahwa pelarangan penggunaan rok mini bagi staf menjadi bagian tugas kesekjenan. Namun, ia berpandangan bahwa pakaian perempuan yang tidak pantas menjadi salah satu pendorong kaum laki-laki untuk melakukan tindakan asusila hingga pemerkosaan.DPR ini nggak ngurusi rok mini. Tapi, kita tahu, banyak sekali terjadinya perkosaan, kasus-kasus asusila, karena perempuannya tidak berpakaian yang pantas sehingga membuat hasrat laki-laki itu menjadi berubah. Itu yang harus dihindari. Namanya laki-laki, ada pakaian yang tidak pantas, itu yang menarik laki-laki itu akhirnya berbuat sesuatu,kata Marzuki di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (6/3/2012) (tribunnews.com, 06/03/2012).

Film yang Mendidik

[Rina Yunita, S.P.]

Belum lama ini tepatnya tanggal 1 Maret 2012 diadakan launching perdana film yang berjudul “Negeri 5 Menara”. Film yang diangkat dari sebuah novel karya Ahmad Fuadi ini banyak disukai oleh para masyarakat khususnya para pembaca novel karena terkenal dengan mantra saktinya man jadda wa jadaa yang artinya siapa yang bersungguh-sungguh dia akan sukses. Secara singkat film negeri 5 menara ini mengisahkan tentang 6 pemuda belia yang berasal dari daerah yang berbeda. Mereka bertemu di Pesantren Pondok Madani untuk menuntut ilmu dan berusaha menggapai cita-cita mereka. Film ini berpesan kepada kita agar jangan pernah meremehkan impian atau cita-cita. Setinggi apapun impian itu, Allah akan mendengarnya. 

Keberadaan film-film Indonesia yang sarat akan makna dan pendidikan seperti film negeri 5 menara atau film lainnya seperti laskar pelangi, alangkah lucunya negeri ini, dan emak ingin naik haji masih jarang diproduksi. Kebanyakan film-film yang beredar di bioskop-bioskop lokal di Indonesia tidak lepas dari tema cinta remaja, pergaulan remaja yang bebas dan bumbu-bumbunya yang berbau seks. Ada pula film yang mengangkat tema agama, misalnya saja sang pencerah yang mengangkat sejarah berdirinya suatu organisasi islam, perempuan berkalung surban hingga Film Tanda Tanya yang menuai kontroversi tidak hanya di kalangan ulama, tetapi juga masyarakat lantaran begitu kental dengan aroma pluralisme. Kontroversi ini kiranya dijadikan strategi promosi tersendiri untuk film tersebut. Bahkan lebih parah lagi, perfilman nasional saat ini juga diramaikan dengan berjamurnya film horor bernuansa seks, semisal Tali Pocong Perawan, Suster Keramas, Pocong Ngesot, Hantu Puncak Datang Bulan, Darah Janda  Kolong Wewe dan yang sejenisnya. Produser film ini berusaha menyuguhkan adegan panas kepada masyarakat dan memperlihatkan eksploitasi tubuh perempuan.

Rabu, 28 Maret 2012

Saat Isu BBM “Dipaksa” Menggerakkan Mahasiswa

[Upik Elvarelza dan Nindira Aryudhani]

Isu kenaikan harga BBM awal April nanti telah menuai protes dari berbagai kalangan. Bagaimanapun, kenaikan harga BBM memang berpotensi menimbulkan efek domino pada setiap lini kehidupan. Protes kenaikan BBM antara lain dilakukan oleh para mahasiswa, yang dengan berbagai latar belakangnya telah satu suara untuk menolak kenaikan harga BBM. Aksinya pun bermacam-macam, mulai dari mengadakan kajian dan diskusi di kampus, audiensi dengan institusi, hingga demonstrasi. Demonstrasi memang langkah efektif para mahasiswa untuk mengekspresikan kekecewaan sekaligus menyampaikan pernyataan sikap mereka terhadap kebijakan pemerintah yang terbukti menyengsarakan rakyat ini. Hal ini pun menjadi potensi yang tak diragukan, karena aksi mahasiswa memang pernah mampu membawa perubahan pada tahun 1998 saat melengserkan Soeharto.
Kini, berbagai aksi yang telah digelar pada umumnya menyuarakan “BBM naik, SBY turun”. Organisasi mahasiswa pun berusaha melakukan hal konkrit untuk menuju perubahan, seperti membakar ban, menyegel SPBU, membakar foto presiden dan semacamnya. Aksi unjuk rasa besar-besaran melibatkan buruh, mahasiswa, dan berbagai unsur elemen masyarakat telah diberitakan akan digelar pada 27 Maret 2012 di Jakarta, sejak beberapa hari sebelumnya. Aksi demo ini digelar untuk menentang rencana pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi (tribunnews.com, 24/03/2012).

Menuju Indonesia Sebagai Bangsa Mandiri, Kuat dan Terdepan Dengan Khilafah

[Sri Mulyati, S.Hut.]

Indonesia adalah negara terkaya yang memiliki kekayaan alam berlimpah dengan pemandangan eksotik dari puncak gunung hingga ke dasar laut, tanah subur (banyaknya gunung berapi dan terletak di antara garis khatulistiwa), lautan terluas di dunia dan dikelilingi oleh dua samudera (jutaan spesies ikan yang tidak dimiliki oleh negara lain), hutan tropis terbesar di dunia (133.300.543,98 ha dengan keanekaragaman dan plasma nuthfah terlengkap), cadangan gas alam terbesar di dunia tepatnya di blok Natuna (Blok Natuna D-Alpha memiliki 222 triliun kaki kubik cadangan gas), dan pertambangan emas terbesar dengan kualitas terbaik di dunia (bernama PT Freeport Indonesia). Selain sumber daya alam, Indonesia juga memiliki sumber daya manusia yang sangat besar dengan jumlah penduduk terhitung tahun 2010 menurut kementerian Dalam Negeri sebanyak 259.940.857 jiwa, yang berarti Indonesia menjadi negara dengan jumlah penduduk terbanyak keempat setelah China, India dan Amerika.
            Sebagai bangsa terbesar keempat di dunia dengan sumber daya alam yang kaya, Indonesia berpotensi menjadi negara besar dan kuat dan terdepan di bidang ekonomi, politik dan pertahanan keamanan. Namun realitasnya, Indonesia justru terperosok dalam krisis multidimensi yang berkelanjutan; miskin, terbelakang dan tercecer dalam derap kemajuan bangsa-bangsa lain. Deretan lainnya yang menambah potret buram bangsa ini adalah kedaulatannya telah tergadaikan pada kekuatan asing dan telah terseret menjadi subordinat bagi kepentingan korporatokrasi – gabungan kekuatan korporasi, institusi keuangan internasional (IMF, Bank Dunia), dan pemerintah yang menyatukan kekuatan finansial dan politik guna memaksa warga dunia mengikuti kehendak mereka – secara global. Dalam posisi subordinat, bangsa ini tidak mampu memelihara kemerdekaan, kedaulatan, dan kemandiriannya. Apalagi menjadi bangsa besar yang kuat dan terdepan.

Minggu, 08 Januari 2012

Kenapa Kemiskinan Sulit Dientaskan? (Bagian 1)

[Emilda, S.Si., M.Si.]

Badan Pusat Statistik (BPS) baru-baru ini melansir data kemiskinan yang menyebutkan bahwa jumlah orang miskin Indonesia cuma berkurang 130 ribu atau 0,13%, yaitu dari 30,02 juta orang miskin pada Maret 2011 menjadi 29,89 juta orang miskin pada September 2011, padahal targetnya 1% per tahun. Sementara jumlah penduduk hampir miskin justru bertambah yakni sebesar 685,9 ribu orang. Tingkat kemiskinan ini berdasarkan standar pengeluaran Rp 243.729 perkapita per bulan. Jika menggunakan ukuran yang berbeda, misalnya memakai tolok ukur kemiskinan versi Bank Dunia, jumlah orang miskin di Indonesia jauh lebih besar, yakni sekitar 40%. Bahkan lebih menyedihkan lagi seorang pejabat BPS menyatakan bahwa kondisi kemiskinan di Indonesia sudah pada level kronis dan sulit dihilangkan. Hal ini disebabkan rendahnya kapasitas masyarakat dan program pengentasan kemiskinan yang tidak menyentuh masyarakat secara merata. Benarkah demikian?

Ironisnya disisi lain, sebanyak 40 orang di Indonesia menguasai aset Rp 710 triliun atau 12,95% dari produk domestik bruto (PDB) atau hampir 50% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2012. Kondisi ini begitu tragisnya, karena telah terjadi penumpukan kekayaan pada segelintir orang, sedangkan mayoritas masyarakat yang lain, harus berjuang mati-matian hanya untuk sekedar memenuhi kebutuhan dasar mereka. Hal ini persis seperti kondisi yang terjadi di AS dimana Joseph Stiglitz menyebut dalam artikelnya dengan “ dari 1%, oleh 1%, untuk 1%”. Artinya bahwa AS dikendalikan oleh sekelompok kecil orang, yakni 1% dari orang-orang superkaya, lalu mereka menggunakan pengaruh politiknya untuk memastikan bahwa ekonomi AS diatur sedemikian rupa sehingga mereka penerima manfaat yang utama.

Benarkah kemiskinan masyarakat disebabkan rendahnya kapasitas mereka? Atau justru ketidakmampuan mereka meningkatkan kapasitas tersebut adalah juga akibat dari sistem yang diterapkan?

Kamis, 05 Januari 2012

Kebangkitan Intelektual untuk Kelestarian Hutan

[Sri Mulyati, S.Hut.]


Intelektual muda merupakan aset Negara, penentu arah masa depan kehidupan yang lebih baik. Intelektual muda pengganti generasi tua nan usang, pemimpin Negara masa akan datang. Intelektual muda diidealkan sebagai sosok penuh energi, semangat, dan kreatif untuk menciptakan pembaruan. Keberadaan mereka menjadi pembaru dan kritis terhadap kemapanan yang menyimpang dari kebenaran. Kita bisa melihat peran penting intelektual muda dalam perubahan zaman. Dan penulis pun termasuk bagian dari pemuda itu...
Terdapat tiga tonggak penting peran intelektual muda dalam sejarah Indonesia. Peran yang diemban tersebut sebagai pembangkit dan pemersatu pada tahun 1908 dan 1928. sebagai pejuang pada tahun 1945 – 1948. Sebagai kontrol dan pembaharu efektif tahun 1966, 1974, dan 1998. Lalu dimanakah peran intelektual muda sekarang? Berbicara tentang peran intelektual muda tak bisa dilepaskan dari masalah-masalah kekinian yang menimpa negeri kita, dilihat dari sektor kehutanan. (Karena penulis juga kebetulan lulusan kehutanan..)
Semua orang tahu alam Indonesia sangat kaya. Indonesia memiliki keanekaragaman sumber daya alam hayati yang berlimpah ruah sehingga dikenal sebagai negara MEGABIODIVERSITY. Keanekaragaman hayatinya terbanyak di seluruh dunia. Areal hutannya termasuk paling luas di dunia, tanahnya subur, alamnya indah. Yang merasa tinggal di Indonesia, termasuk penulis sebenarnya bangga hidup di negeri ini…. :-)
Tapi, semua orang juga tahu, kini Indonesia terpuruk menjadi negara miskin. GNP perkapita hanya sedikit lebih banyak dari Zimbabwe, sebuah negara miskin di Afrika. Sudahlah rakyatnya miskin, utang negara luar biasa besar. Pertanyaannya, siapa yang harus menanggung beban utang yang sedemikian besarnya itu? Tidak lain tentu saja adalah rakyat Indonesia sendiri. Hal ini nampak pada pos penerimaan dalam APBN tahun 2002 yang dari sektor pajak mencapai sekitar 70%. Itu artinya, rakyat jualah yang harus menanggung beban keterpurukan ekonomi Indonesia. Jika kondisi seperti ini tidak segera dibenahi, maka dikhawatirkan akan timbul bencana ekonomi yang lebih berat dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Rabu, 04 Januari 2012

MENGAPA UTANG LUAR NEGERI INDONESIA TERUS NAIK?

[Kanti Rahmillah, S.TP.]


Utang Indonesia naik dari 180,7 milyar dolar AS di tahun 2010 naik menjadi 214,5 milyar dolar AS di tahun 2011. Setelah dikalkulasi dengan penduduk indonesia, tercatat 2012. anak yang baru lahir menanggung utang 8 juta rupiah....


Ada beberapa penyebab meningkatnya utang Luar negeri Indonesia secara ekonomi yaitu:

1.      Defisit Transaksi Berjalan (TB)
TB merupakan perbandingan antara jumlah pembayaran yang diterima dari luar negeri dan jumlah pembayaran ke luar negeri. Dengan kata lain, menunjukkan operasi total perdagangan luar negeri, neraca perdagangan, dan keseimbangan antara ekspor dan impor, pembayaran transfer.

Lima tahun sebelum krisis ekonomi (1992/1993 – 1996/1997) indonesia mengalami  defisit TB masing-masing tiap tahun (jutaan) : $2,311; $2,740; $3,248; $6,757 dan $7,847. Maka untuk menutup defisit itu pemerintah melakukan pinjaman luar negeri.

Sementara pada 2010, transaksi berjalan surplus US$5,643 miliar dan 2009 transaksi berjalan surplus US$10,628 miliar. jika dilihat pada triwulan I 2011 transaksi berjalan surplus US$2,089 miliar. Pada triwulan II 2011, transaksi berjalan US$237 juta. Dan triwulan III surplus US$0,2 miliar dan triwulan IV diramalkan mengalami defisit menurut Gubernur Bank Indonesia.

Transaksi berjalan yang menurun tiap tahunnya, sebenarnya masih surplus, artinya seharusnya tidak perlu melakukan pinjaman utang. Tetapi ada peramalan-peramalan yang mengatakan triwulan kedepan defisit sehingga dibutuhkan utang pinjaman luar negeri, akhirnya indonesia kembali berhutang.